Kamis, 05 Desember 2013

Mengenal Teknik Penyiapan Pembibitan Bunga Matahari


Mengenal Teknik Penyiapan Pembibitan
Teknik penyiapan pembibitan terdiri dari pembibitan dan teknik pembibitan.
a. Pembibitan
Pembibitan tanaman pada prinsipnya adalah mengelola sumber pembibitan, lokasi pembibitan dan pengelolaan pembibitan.
1) Sumber untuk pembibitan
Sumber daya produksi yang paling menentukan keberhasilan pembibitan adalah sumberdaya manusia yang terampil, rajin dan cinta tanaman. Unsur cinta tanaman (hobby) ini penting artinya karena pada hakekatnya tanaman adalah makluk hidup yang memerlukan perhatian khusus. Sumber daya produksi lainnya yang diperlukan dalam pembibitan tanaman antara lain adalah pupuk kandang, polybag, paranet, pestisida dan lain-lain. Kesulitan memperoleh bahanbahan tersebut akan berdampak terhadap menurunnya mutu bibit yang dihasilkan, atau mahalnya biaya produksi.
2) Lokasi pembibitan
Syarat lokasi untuk pembibitan adalah dekat sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun, terutama untuk menghadapi musim kemarau. Selanjutnya, pembibitan dekat dengan jalan yang dapat dilewati kendaraan roda empat, untuk memudahkan kegiatan pengangkutan keluar dan masuk kebun. Lokasi pembibitan yang terpusat memudahkan dalam perawatan dan pengawasan. Sedangkan luas lokasi disesuaikan dengan kebutuhan produksi bibit. Lahan diupayakan datar dan berdrainase baik, teduh dan terlindung dari ternak.
3) Pengelolaan pembibitan
a) Media tumbuh dalam polybag Syarat media tumbuh yang baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porous (gembur) dan subur (kaya unsur hara). Penggunaan media tumbuh yang tepat akan menentukan pertumbuhan optimum bibit yang ditangkarkan. Komposisi media tanam untuk mengisi polybag dapat digunakan campuran tanah, pupuk kandang dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Lakukan sterilisasi pada pupuk kandang sebelum digunakan untuk campuran media. Kegiatan ini bertujuan untuk membunuh penyakit, cendawan, bakteri, biji gulma, nematoda dan serangga tanah. Sterilisasi dapat dilakukan dengan uap air panas atau perebusan dengan menggunakan drum minyak tanah (isi 200 l). Drum diisi setengahnya, kemudian dipanaskan di atas tungku. Setelah air mendidih pupuk kandang dalam karung bekas dimasukkan ke dalam drum (direbus selama 0,5-1 jam).
Ukuran polybag yang banyak digunakan untuk pembibitan tanaman biasanya berukuran 15X20 cm (diameter x tinggi). Biji ditanam pada media pembibitan. Biji akan tumbuh dan berkembang, lakukan perawatan pada batang bawah dengan baik sampai batang bawah dapat disambung atau diokulasi (sekitar 3-4 bulan setelah tanam biji). Tiga sampai empat bulan setelah penyemian benih untuk batang bawah dan telah tumbuh bibit maka bibit dapat dipindahkan ke polybag berukuran 20×30 cm. Tiga sampai empat bulan berikutnya bibit harus dipindah ke polybag ukuran 30×40 cm. Hal ini diperlukan karena polybag pertama sudah tidak memadai lagi untuk perkembangan akar bibit tanaman, sedangkan bibit masih belum siap ditanam. Jika bibit tetap dipertahankan pada polibag 20 x 30 cm, maka akan mengakibatkan penyempitan ruang tumbuh akar, sehingga kondisi kesuburan bibit jadi menurun, bahkan setelah beberapa lama pertumbuhan bibit seolah-olah berhenti.
b) Cara penggantian polybag. Cara mengganti polybag selama proses pembibitan adalah sebagai berikut: Sebaiknya polybag disiram dengan air sebelum dilaksanakan pindah tanam, agar media lebih kompak/padat. Polybag lama disobek dengan silet atau pisau secara hati-hati agar media tanam di dalamnya tidak pecah atau berhamburan. Polybag pengganti diisi media tumbuh yang baru, sampai seperempat bagian dari volume polybag. Media tanam yang lama yang menyelubungi perakaran bibit dikurangi sedikit, kemudian perakaran yang sudah mati atau mengering dipotong dengan gunting stek, kemudian bibit dimasukkan ke dalam polybag pengganti. Bibit diatur agar letaknya tepat di tengah polybag, kemudian media tumbuh yang baru dimasukkan ke dalam polybag baru sampai hampir menyentuh bibir polybag pengganti. Bibit dalam polybag baru disiram sampai cukup basah agar media tumbuh yang baru dimasukkan memadat, sehingga kedudukan bibit menjadi kuat.
c) Naungan
Naungan pada bibit muda berfungsi untuk: mengatur sinar matahari yang masuk ke pembibitan hanya berkisar antara 30-60% saja. Naungan juga berguna untuk menciptakan iklim mikro yang ideal bagi pertumbuhan awal bibit. Dengan adanya naungan akan menghindarkan bibit dari sengatan matahari langsung yang dapat membakar daun-daun muda. Efek dari adanya naungan juga akan menurunkan suhu tanah di siang hari, memelihara kelembaban tanah, mengurangi derasnya curahan air hujan dan menghemat penyiraman air.
Ada beberapa jenis naungan yang dapat digunakan untuk melindungi pembibitan. Pertama, jenis naungan dari plastik gelombang berwarna hijau yang dapat meneruskan sinar sebesar 40-60% (40% untuk naungan plastik yang sudah lama terpasang hingga 60% untuk yang baru dipasang). Kedua, naungan paranet dari bahan plastik atau nylon. Paranet tipe 55 dan 45 (55% dan 45% sinar yang diteruskan). Umur pakainya bisa bertahan lama (3-4 tahun), sehingga sekali pasang dapat dipakai untuk beberapa kali usaha pembibitan. Jenis naungan ketiga adalah naungan sederhana dari anyaman bambu, daun kelapa dan sebagainya, yang disusun sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sinar masuk sekitar 50%.
d. Pemeliharaan bibit
Tempat pemeliharaan bibit pada umumnya adalah rak yang terbuat dari bilah bambu atau besi. Pada rak pemeliharan bibit harus diupayakan adanya ventilasi atau jalan angin di bawah rak bibit dan berfungsi untuk: mencegah penularan bibit penyakit dari tanah yang sering terlontar ke daun bila terkena cipratan air hujan.
Dengan adanya rak bibit, kelebihan air siraman atau hujan dengan mudah menetes ke bawah, sehingga media tidak menjadi becek dan kelembaban udara di sekitar bibit tidak terlalu tinggi. Hal ini penting untuk menghindari pertumbuhan fungi dan bekteri penyebab penyakit. Penggunaan polybag akan menyebabkan pertumbuhan akar tunggang akan terhambat atau berhenti apabila terkena udara di lubang dasar polybag dan kondisi sebaliknya akan mengakibatkan pertumbuhan akar lateralnya bertambah, sehingga semakin menguatkan kedudukan bibit. Dalam pemeliharaan bibit biasanya dilengkapi dengan alas mulsa plastik.
Pemakaian alas berupa mulsa plastik berfungsi untuk: mengurangi dan mencegah pertumbuhan gulma disekitar bibit tanaman. Selain itu, alas mulsa akan mencegah siraman air ke media polybag terus lari ke bawah atau lapisan tanah dibawah polybag, karena tertahan oleh lapisan mulsa plastik. Pertumbuhan akar tunggang akan terhambat atau berhenti karena tidak mampu menempus lapisan mulsa plastik dan sebaliknya pertumbuhan akar lateralnya bertambah, sehingga semakin menguatkan kedudukan bibit.
img1
 Naungan berupa rumah plastik untuk tempat pemeliharaan bibit tanaman dan usaha pembibitan
b. Teknik pembibitan
Perbanyakan dengan biji. Perbanyakan tanaman dengan biji (generatif) terutama dilakukan untuk penyediaan batang bawah yang nantinya akan diokulasi atau disambung dengan batang atas dari jenis unggul. Perbanyakan dengan biji juga masih dilakukan terutama pada tanaman tertentu yang bila diperbanyak dengan cara vegetatif menjadi tidak efisien (tanaman buah tak berkayu).
1) Pemilihan biji untuk bahan perbanyakan
Mengambil biji idealnya dari buah yang besar dan sehat serta sudah matang penuh di pohon induk yang terpilih dan memenuhi persyaratan untuk dijadikan batang bawah. Tetapi apabila terdesak dengan kebutuhan biji yang banyak, maka kita dapat mengumpulkan biji buah dari pasar, tempat sampah, atau sisa kegiatan makan buah yang dimakan sendiri, atau membeli biji dari pengumpul biji. Kesulitan dari pengumpulan ini adalah sulit untuk mendapatkan biji yang seragam varietasnya.
Biji dari daging buah dicuci sampai bersih. Biji dipilih yang berukuran besar, padat (bernas) dengan warna mengkilap atau biji yang sempurna (biji yang bentuknya seragam, tidak terlalu kecil, tidak kempes, tidak rusak oleh hama dan tidak luka). Biji kemudian dimasukan ke dalam air. Hanya biji yang tenggelam yang ditanam untuk bibit, sedangkan yang hampa dibuang. Biji buah yang mempunyai kulit pembung-kus keras seperti pada biji mangga, maka kulit pembungkusnya harus disayat dan dibuang untuk memudahkan pertumbuhan akar. Setelah dibersihkan biji diberi perlakuan fungisida. Caranya biji-biji yang sudah bersih tadi dicelup dalam larutan Insektisida dan fungisida dan direndam ZPT (Atonik 0,1 %) selama 30-60 menit. Fungsi bahan-bahan tersebut di atas adalah untuk merangsang pertumbuhan dan mencegah serangan hama serta penyakit saat biji disemaikan.
2) Menyemaikan biji dalam wadah persemaian
Untuk mempermudah perawatan, biji disemaikan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu atau plastik dan polybag. Biji yang disemaikan di dalam wadah adalah biji buah berukuran kecil seperti jambu air, sirsak, pepaya, belimbing, sawo dan lain-lain. Media untuk persemaian harus mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, misalnya campuran pasir, pupuk kandang dan sekam yang sudah disterilkan dengan perbandingan 1:1:1. Dengan media yang gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkan pemindahan bibit ke polybag pembesaran. Biji yang akan disemaikan ditabur merata di atas media, lalu ditutup lagi dengan media setebal 1-2 cm dan disiram dengan gembor sampai basah.
Persemaian perlu dinaungi agar tidak terkena sinar matahari langsung dan derasnya air hujan. Penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari yaitu pada waktu pagi atau sore hari, agar tidak kekeringan. Kemudian wadahnya ditaruh di tempat yang terlindung dari gangguan unggas dan se-rangga. Biji tanaman yang besar seperti mangga, durian, alpukat, nangka, dan lain-lain, sebaiknya disemaikan dalam bedengan di lapang. Bedengan disiapkan dengan menggemburkan tanah menggunakan cangkul sedalam 25-30 cm, kemudian tanah dihaluskan. Untuk menambah kesuburan dan kegemburan tanah, setiap luasan dua meter persegi bedengan dapat ditambahkan masing-masing satu kaleng (isi 18 l) pupuk kandang dan sekam padi yang diaduk sampai rata. Untuk menghindarkan jamur dan hama yang dapat merusak biji, media tempat penanaman tadi disemprot terlebih dahulu dengan fungisida dan insektisida.
3) Menyemaikan biji dalam bedeng persemaian
Bedengan dibuat selebar 80-100 cm dengan panjang tergantung kebutuhan dan arah bedengan diusahakan mengarah ke utara-selatan agar mendapat sinar matahari yang cukup. Setelah bedengan persemaian siap, maka selanjutnya adalah menyemaikan biji dalam bedengan dengan arah memotong bedengan (lebar bedengan) dibuat larikan sedalam 7,5 cm dengan jarak larikan 7,5- 10 cm. Setelah itu biji yang berukuran besar tadi ditanamkan dalam larikan dengan jarak 5-7,5 cm ataupun tanpa jarak (berdempetan), kemudian ditutup kembali dengan media disekitar larikan.
Biji yang disemai jangan diletakkan terbalik. Untuk biji mangga bagian perutnya (bagian yang melengkung) menghadap ke bawah, sedangkan untuk durian, alpukat, kemang dan nangka bagian sisi dimana embrio (bakal tunas dan akar) berada di bagian bawah. Bila letaknya terbalik, maka pertumbuhan akar dan batang akan bengkok dan akan menggangu pertumbuhan bibit selanjutnya.
Untuk menghindari derasnya air hujan dan teriknya sinar matahari, bedengan diberi naungan dengan paranet tipe 55%, 65% atau dapat juga dibuat naungan individu untuk tiap bedengan dengan menggunakan atap dari jerami, anyaman bambu, atau daun kelapa. Jika yang digunakan atap bukan dari paranet, maka tinggi tiang di sebelah timur sekitar 120 cm, sedangkan tinggi tiang di sebelah barat adalah 100 cm di atas permukaan tanah. Dengan demikian bentuk naungan condong ke arah sebelah barat dengan maksud agar bibit di persemaian cukup menerima sinar matahari pagi. Biji yang disemaikan biasanya mulai berkecambah (tunas muncul di atas permukaan tanah) antara 1-3 minggu setelah penyemaian, tergantung jenis tanamannya. Setelah biji berkecambah dapat langsung dipindah ke polybag ukuran 15×20 cm atau 20×25 cm. Setelah berumur 3-4 bulan, biji sudah dapat disambung pucuk ataupun diokulasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar